BROT

Bimbingan Rohani Online

BROT APRIL 2024

Blog Single

Injil : Yoh.20: 11-18

Perikop : Kis.2: 36-41; Mzm.33: 4-5, 18-19, 20, 22;

Bacaan Injil hari ini masih berkisah tentang usaha gigih yang dilakukan Maria Magdalena untuk tetap menyatakan cinta kasihnya kepada TUHAN YESUS. Ia masih belum bisa paham, mengapa Sang Guru yang begitu baiknya kepada semua orang akhirnya diperlakukan seperti dua penjahat yang disalib di kanan-kiri-NYA.

Kesedihan dan kegalauan hati yang begitu mendalam dan sentuhan cinta kasih dari TUHAN yang sangat besar yang dia rasakan, mendorong dirinya untuk terus mencari dan mencari TUHAN di makam- NYA. Pagi-pagi buta masih gelap, tetapi ia tetap nekad ke makam-NYA. Betapa kaget dan pedih hatinya ketika ia menjumpai kuburan itu telah kosong! "TUHAN-ku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana IA diletakkan” katanya lirih kepada dua orang Malaikat berpakaian putih.

Kepedihan hati dan kegelapan pagi yang masih pekat itu membuat dirinya sulit untuk mengenali TUHAN. Bahkan ketika YESUS berdiri di dekatnya dan bertanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” ia sama sekali tidak mengenali-NYA. Ia mengira bahwa DIA itu penunggu taman. Sambil menangis terisak-isak, ia masih berpesan kepada DIA, jika IA yang mengambil-NYA, tolong katakan di mana, ia segera mau ambil jenazah Gurunya itu.

Hati yang gelap dan kacau memang sulit untuk mengenali TUHAN. Karena itulah maka Petrus dan para murid setelah menerima ROH KUDUS menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk segera bertobat dan menyerahkan diri untuk dibaptis (lihat Bacaan Pertama, Kis.2: 38). Pertobatan tidak cukup dilakukan sebelum merayakan Paskah atau Natal, melainkan harus menjadi sikap hidup seorang Kristiani! Pertobatan adalah juga prasyarat untuk kita jadikan pegangan agar kita bisa menikmati berkat Kebangkitan-NYA dan merasakan pembaharuan dalam diri kita. Apakah sikap “bertobat” ini juga sudah kita jadikan kebiasaan dalam kehidupan rohani kita? Hanya dengan cara itu, akan terjalin relasi personal yang akrab dengan YESUS!

Kembali kepada permenungan Injil, Maria baru sadar ketika dia mendengar suara lembut: “Maria!” Ia tahu pasti bahwa itu suara Gurunya, maka ia spontan berseru kegirangan "Rabuni!”, artinya Guru (lihat Yoh. 20: 13,15,16). Ketika seseorang disentuh pribadinya yang paling mendalam, ia mulai sadar. Demikian pula Maria, ketika namanya disapa, ia jadi sadar, siapa yang berkata seperti itu.

Sapaan dan relasi personal membuat seseorang mempunyai ikatan batin yang begitu kuat dengan orang lain, seperti yang terjadi dalam diri Maria Magdalena. Dia merasakan sekali betapa TUHAN dengan penuh kasih telah mengangkat harkat hidupnya dengan mengusir tujuh setan yang menguasai dirinya (lihat Mrk.16: 9). Cinta kasih yang murni itulah yang mempertemukan Maria dengan YESUS, jauh sebelum DIA wafat. Setelah sadar bahwa YESUS ternyata “hidup kembali”, ia tidak bersedih lagi, bahkan dengan penuh sukacita berkata kepada para murid-NYA: “Aku telah melihat TUHAN!” (ayat 18).

Paskah merupakan perayaan iman akan TUHAN YESUS yang hidup dan hadir terus menyertai kita, di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun, tanpa ada batas ruang dan waktu. Dengan kacamata iman seyogyanya kita memandang suatu musibah atau bencana bukan suatu kebetulan belaka atau peristiwa alam biasa! Kejadian-kejadian itu bisa menjadi suatu peringatan dari TUHAN sendiri kepada umat manusia bahwa karena keangkuhan dan berkat kemajuan di segala bidang, manusia mulai melupakan TUHAN. Lihat saja bencana wabah Covid-19 pada 3-4 tahun yang lalu, hanya karena satu virus kecil saja bisa menggoncangkan ratusan negara di dunia ini dan memakan korban jiwa melebihi korban perang! Kemajuan ekonomi telah mengundang maraknya semangat materialisme dan hedonisme di kalangan umat manusia. Dan kondisi itu dapat membuat orang terlena serta melupakan TUHAN. Apakah iman kita mampu digugah dan disadarkan melalui segala musibah dan bencana atau peristiwa berat yang kita hadapi?

Ya TUHAN YESUS, singkirkanlah kabut emosiku yang menutupi mata batinku untuk bisa melihat dan mengenal-MU. Berilah aku kerendahan hati agar sikap pertobatanku dapat kulakukan secara terus menerus. Buatlah diriku "manusia lama" ini menjadi "manusia baru". Amin.

Selamat menyambut hari baru. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat

TUHAN.

PK/hr.