BROT 53
Bacaan I Yes 63:16b-17;64:1.3b-8 ;
Bacaan II 1Kor 1:3-9
Mrk 13:33-37
``Engkaulah Bapa kami! Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang membentuk
kami, dan kami semua adalah buatan tangan-Mu´´ (Yes 63: 3b-8). Demikianlah
kutipan dari Nubuat Yesaya yang menjadi pengantar renungan kita pada minggu
Adven I ini. Kita semua diajak untuk melihat dan menyadari kembali siapa kita. Kita
adalah manusia, tanah liat buatan tangan Allah. Kita meyakini bahwa Allah sebagai
Pencipta mempunyai suatu rancangan yang indah bagi setiap ciptaanNya. DIA,
sebagai Sang Pencipta yang sejati, juga sudah menyediakan `master plan´ bagi
setiap ciptaanNya.
Bicara tentang master plan ini memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk
dipahami. Kita masing-masing pasti pernah punya pengalaman di - kecewa - kan
Tuhan, karena apa yang terjadi dalam hidup kita, tidak sejalan dengan apa yang kita
harapkan atau impikan. Ada kalanya doa-doa kita tidak kunjung dikabulkan,
harapan kita tidak kunjung tiba dan ada pengalaman kehilangan yang mungkin
membuat kita terluka. Ada kalanya kita menjauh dari Allah karena pengalaman itu
dan seolah-olah ngambek sama DIA karena hal-hal yang terjadi dalam hidup ini, tak
seindah mimpi dalam bayangan kita. Bahkan mungkin yang terjadi adalah yang
sebaliknya. Ada pengalaman negatif jika kita mengingat hal ini.
Namun kita juga bisa mensyukuri master plan Allah yang kita alami dalam
suasana sukacita. Kita merasa diteguhkan dengan sapaan St. Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di Korintus: `Saudara-saudara, kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu´. St. Paulus
menyampaikan salam dan berkatnya, dengan harapan bahwa kita bisa senantiasa
mengalami kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah. Lebih lanjut St. Paulus
menegaskan bahwa kita telah menjadi kaya dalam segala hal, yaitu dalam segala
macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang
telah diteguhkan di antara kamu, sehingga kamu tidak kekurangan suatu karunia
pun sementara kamu menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus.
Ada doa, harapan dan penegasan dari St. Paulus yang meneguhkan kita untuk
menjalani rencana master plan Sang Pencipta bagi hidup kita masing-masing. Kita
telah menjadi kaya berkat kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus yang selalu
meneguhkan kita, juga dalam perkataan dan pengetahuan. Dalam pengetahuan ini,
kita juga dimampukan untuk mengenal Allah sebagai Pribadi yang begitu mengasihi
kita. Tentu ini bukan hal yang mudah, sebab kita masing-masing membutuhkan
proses untuk sungguh-sungguh mengenal DIA dan segala rancangan master
planNya.
Dalam proses itulah kita mempunyai kesempatan untuk senantiasa berhati-
hati dan berjaga-jaga, seperti yang disampaikan Tuhan Yesus dalam bacaan Injil
Markus. “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana
waktunya tiba´´ (Markus 13:33). Kita masih mempunyai kesempatan sebelum
waktunya tiba. Waktu yang dimaksud adalah ketika kita berpulang ke rumahNya.
Tentu kita bisa dengan jujur melihat dan menilai diri sendiri, apakah saya sudah
layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan situasi hidup yang saya alami
saat ini. Sikap hati-hati dan berjaga-jaga membantu untuk selalu sadar diri dan
berusaha menjauhkan diri dari dosa yang tidak berkenan kepada Allah. Kita bisa
melakukan refleksi perjalanan hidup sepanjang 2020 dengan beberapa pertanyaan
berikut:
Apakah saya mau terbuka terhadap karya Allah dalam hidup saya, terutama dalam
saat-saat yang sulit?
Apakah saya masih setia dalam proses yang disiapkan Allah dalam hidup saya?
Atau saya malah membuat master plan sendiri yang berbeda dengan master
planNya?
Apakah saya siap dibentuk dengan pengalaman suka duka yang disiapkan Allah
bagi saya? (Dengan adanya masalah, kita belajar semakin dewasa)
Apa yang bisa saya persiapkan dalam proses dan perjalanan hidup saya di tahun
2021? Sikap rendah hati? Keterbukaan diri? Ketekunan dalam doa?
Sudahkah saya berhati-hati dan berjaga-jaga dalam setiap keputusan yang sudah,
sedang dan akan saya ambil?
Mari kita bersama-sama dengan rendah hati memohon rahmat bimbingan Allah
melalui Roh Kudus, agar hati dan pikiran kita sungguh selalu terarah kepadaNya.
Dan kita percaya akan peneguhan St. Paulus: Sebab setialah Allah yang telah
memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kita pun dipanggil untuk setia dalam segala perjuangan kita melaksankan master
plan Allah.